-ijdcgei9-1749557731273.png&w=3840&q=75)
Bekerja Sambil Kuliah: Panduan untuk Mahasiswa Indonesia di Australia
Hari Buruh mungkin sudah berlalu, tapi semangatnya masih terasa, terutama bagi kita, mahasiswa Indonesia di Australia, yang terus mencoba menyeimbangkan pekerjaan paruh waktu dengan kuliah penuh waktu. Tanggal 1 Mei memang dikenal sebagai hari untuk menghormati para pekerja dan memperjuangkan hak-hak mereka. Tak hanya itu, bagi pelajar Indonesia yang juga bekerja, tiap harinya bisa terasa seperti versi kecil dari perjuangan itu.
Tahun ini, Hari Lahir Pancasila (1 Juni) jatuh tak lama setelah Hari Buruh, seolah mengingatkan kita untuk kembali ke akar. Pancasila mengajarkan tentang solidaritas, keadilan, dan martabat manusia. Tanpa kita sadari, nilai-nilai itu kian hidup dalam tiap kali kita masuk kerja, membantu teman mencari pekerjaan, atau bahkan saat memperjuangkan hak kita sebagai mahasiswa internasional, di sistem yang kerap abai terhadap kita.
Kalau ditanya, apa sih sebenarnya Hari Buruh? Jawabannya ialah tentang perjuangan panjang untuk upah yang layak, jam kerja yang manusiawi, dan perlindungan pekerja. Di Indonesia, Hari Buruh kerap ditandai dengan aksi, orasi, poster, dan demonstrasi. Bersama dengan perjuangan tersebut, ada pula bentuk yang jarang terlihat seperti kita yang sedang membangun kehidupan di tanah rantau. Baik kamu bekerja menyeduh kopi, menata rak supermarket, mengantar makanan, atau membersihkan meja, semua kerja kerasmu berarti. Sebagian dari kita bekerja demi membayar sewa, ada pula yang ingin mencari pengalaman, sedangkan sebagian lainnya berharap untuk sekadar bertahan hidup di salah satu negara dengan biaya hidup tertinggi di dunia.
Tidak sedikit mahasiswa Indonesia yang telah meniti jalan ini. Sebagian dari kita memulai pekerjaan di bidang pelayanan tanpa ada pengalaman lalu beradaptasi sedemikian cepat pada rutinitas yang serba cepat. Ada seorang mahasiswa yang membagikan cerita tentang perbedaan drastis yang ia temukan saat sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan di Indonesia dengan menjadi staff serba bisa di café, belajar cara membersihkan meja, menyajikan makanan, dan menjaga keramahan walau kelelahan. Ada pula yang bercerita tentang hari pertamanya di toko bubble tea, satu episode yang agak canggung saat hampir membuat shaker meledak karena terlupa menambahkan es batu. Hal ini bukan hanya cerita jenaka, tapi merupakan potongan kisah tentang sekian tantangan yang kita alami saat belajar tumbuh.
Menyeimbangkan kerja dan kuliah itu nyata beratnya. Terkadang tugas, shift kerja, dan rasa lelah datang bersamaan. Bagi sebagian dari kita, lari pagi atau sekadar duduk di bawah sinar matahari mampu meredakan burnout. Sementara bagi yang lain, berbagi cerita dengan teman yang memiliki pengalaman serupa dapat menolong dan memberikan rasa lega. Meski tidak ada yang tau bagaimana cara terbaik untuk melewati ini, tapi masing-masing kita tengah berusaha agar keduanya dapat berjalan dengan baik.
Dan dengan semangat itu, Hari Buruh hadir sebagai pengingat dan motivasi bagi pelajar Indonesia di segala penjuru, tidak terkecuali pelajar Indonesia yang tengah merantau di Australia. Jadi sebelum kita “terjun” ke dunia kerja dengan kartu mahasiswa di saku, yuk siapkan diri baik-baik, mengetahui apa saja ilmu dan keterampilan yang perlu kita miliki.
Apa saja yang perlu disiapkan sebelum cari kerja?
· Visa yang Valid
· Subclass 500 adalah visa standar bagi mahasiswa penuh waktu. Syarat untuk memperoleh visa ini adalah harus terdaftar di program yang teregistrasi dalam CRICOS dan memiliki Overseas Student Health Cover (OSHC).
· Subclass 485 merupakan visa sementara bagi lulusan universitas di Australia yang ingin bekerja setelah studi mereka selesai.
· Subclass 407 adalah visa untuk pelatihan professional dan bukan untuk kuliah penuh waktu.
· TFN (Tax File Number)
TFN adalah nomor referensi pribadi kamu dalam sistem pajak dan dana pensiun Australia. Jadilah perwakilan negara kita yang baik dan pastikan kamu dibayar secara legal. Untuk mendaftar, kamu bisa mengajukan permohonan secara daring melalui situs web Australian Taxation Office (ATO) segera setelah kamu memutuskan untuk mendapatkan pekerjaan! Biasanya diperlukan waktu 7-28 hari hingga TFN kamu sampai di alamat pos kamu.
· Resume atau CV
Siapkan CV sesuai jenis pekerjaan yang kamu inginkan. Kamu perlu meluangkan waktumu untuk menelusuri berbagai kriteria yang dibutuhkan pada posisi pekerjaan yang kamu inginkan dan dan jangan lupa untuk menggunakan ejaan Bahasa Inggris Australia yang benar.
· Rekening Bank Australia
Sudah menjadi hal yang umum betapa pentingnya memiliki rekening bank Australia untuk memastikan kemudahan pembayaran, menghindari biaya transfer internasional, dan menerima dana pensiun kamu. Beberapa bank yang bisa kamu andalkan adalah Commonwealth Bank (CBA), ANZ, Westpac, dan NAB. Kamu bisa membuka rekening dalam waktu 6 minggu pertama setelah kedatangan hanya dengan menggunakan paspor, atau kamu juga bisa mengajukan permohonan secara online terlebih dahulu agar prosesnya lebih mudah!
· Sertifikat Pendukung
Walau tidak selalu wajib, pekerjaan paruh waktu tertentu mungkin mengharuskan kamu memiliki sertifikat khusus seperti Responsible Service of Alcohol (RSA), Working With Children Check (WWCC), Pertolongan Pertama + CPR, Sertifikat Keamanan Pangan (Level 1 atau 2), White Card, dan lain-lain.
Lalu, mulai dari mana?
Sektor yang banyak dipilih mahasiswa di antaranya:
· Hospitality (café, restoran, catering)
· Retail (penjaga toko, kasir)
· Cleaning & Maintenance
· Gudang & Pengiriman
· Event & Kerja Lepas
Cari tahu pilihan yang paling pas buat kamu dan optimalkan pengalaman kamu di negara baru dengan cermat. Sebagian orang mungkin mengatakan mencari pekerjaan itu sulit saat ini, tetapi bila ada kemauan, pasti ada jalan. Kamu sudah menempuh jalan yang panjang untuk sampai di sini; fakta itu sendiri membuktikan apa yang mampu kamu lakukan!
Bagaimanapun, akan selalu ada tantangan yang mungkin kamu hadapi, jadi lebih baik untuk selalu bersikap antisipatif. Berikut adalah hal-hal yang perlu kamu waspadai:
· Upah yang tidak sesuai
Beberapa pemberi kerja membayar mahasiswa internasional di bawah upah minimum yang sah (misalnya, $15/jam, padahal seharusnya $23,23/jam). Ini ilegal tetapi sayangnya masih umum terjadi pada pekerjaan informal yang dibayar secara tunai, dan beberapa mahasiswa menerimanya begitu saja karena takut kehilangan pekerjaan atau tidak tahu kalau praktik ini sebenarnya salah.
· Kontrak yang tidak jelas
Sering kali, mahasiswa mulai bekerja tanpa kontrak tertulis yang membuat mereka sulit untuk membuktikan ketentuan ketenagakerjaan seperti upah, jam kerja, atau tugas saat terjadi suatu masalah. Hal ini dapat mengakibatkan pembayaran yang kurang, pemecatan yang tidak adil, atau tidak mendapatkan hak yang seharusnya.
· Bekerja melebihi batas visa
Visa pelajar membatasi kerja hingga 48 jam per dua minggu selama masa studi. Terkadang, ada sejumlah pemberi kerja yang menekan mahasiswa untuk melebihi batas ini, yang berisiko melanggar visa dan masalah imigrasi, hingga mengakibatkan visa kamu terancam. Visa kamu itu sangat berharga, jadi harap berhati-hati ya.
· Menyeimbangkan pekerjaan & studi
Pekerjaan paruh waktu dapat berbenturan dengan jadwal studi, yang menyebabkan stres, kelas yang terlewat, atau performa akademis yang buruk. Hal ini khususnya sulit dilakukan selama ujian atau mendekati tenggat waktu tugas. Oleh karena itu, kamu perlu menententukan prioritas dengan benar, ingat tujuan terpenting kamu di Australia adalah untuk belajar!
· Kurangnya kesadaran tentang hak-hak kerja
Banyak pelajar tidak tahu bahwa mereka dilindungi oleh undang-undang ketenagakerjaan Australia, sama seperti warga lokal. Hal ini terkadang dimanfaatkan oleh para pengusaha yang eksploitatif untuk mengambil keuntungan, karena pelajar mungkin tidak melaporkan pelecehan atau tahu di mana mencari bantuan Ketika menghadapi permasalahan.
Jadi, kalau ada masalah ke mana harus mengadu?
1. Layanan hukum universitas dan dukungan mahasiswa
Sebagian besar universitas memiliki klinik bantuan hukum atau advokat mahasiswa yang memahami masalah ketenagakerjaan. Jangan ragu untuk menghubungi mereka! (beberapa contoh: Student Legal Service Monash, UNSW Legal Aid, Student Assist UWA, dll.)
2. Fair Work Ombudsman (FWO)
Sebuah badan pemerintah nasional tempat kamu bisa mengajukan keluhan, meminta nasihat, atau melaporkan perlakuan tidak adil di tempat kerja. Kamu juga bisa menemukan alat seperti Kalkulator Gaji atau Panduan Hak Tempat Kerja di situs web mereka: www.fairwork.gov.au!
3. Community Legal Centres (CLC)
Sebuah layanan hukum independen dan nirlaba yang mendukung pekerja yang rentan, termasuk mahasiswa internasional. Kamu bisa mencari satu yang paling dekat dengan wilayah kamu di: www.clcs.org.au!
4. Serikat Mahasiswa dan Asosiasi Budaya
Asosiasi atau perkumpulan sering kali memiliki sumber daya dan jaringan dukungan untuk membantu mengatasi masalah di tempat kerja. Selalu ada ruang yang aman bagi kamu untuk menyampaikan kekhawatiran tanpa dihakimi atas sesuatu yang bukan kesalahan kamu.
Bekerja paruh waktu sambil kuliah tentu bukan sesuatu yang mudah. Rasa lelah, kendala bahasa, beda budaya, kadang juga perlakuan yang tidak adil menjadi hal yang kerap hadir. Tekanan untuk memenuhi tenggat waktu sambil harus masuk shift seringkali membuat kita kewalahan. Terlebih saat kamu jauh dari keluarga, tekanan di tempat kerja yang paling kecil pun bisa sangat terasa. Namun, terlepas dari semua itu, kita tetap hadir dan tetap bertahan.
Jadi, kamu bisa menganggap ini sebagai pengingat bahwa usaha, ketangguhan dan perkembangan kamu, semuanya penting dan berharga. Di bulan Juni ini, sembari kita membawa semangat Hari Buruh dan Hari Lahir Pancasila, mari kita melangkah dengan bangga dan yakin. Mari kita saling mengingatkan bahwa bahkan di luar negeri, nilai-nilai kita tetap utuh.
Untuk kamu yang baru memulai?
“Aku harap dulu ada yang bilang kalau salah di awal itu wajar banget. Dulu aku suka ngerasa bersalah tiap kali ngelakuin kesalahan, tapi sekarang aku tahu itu bagian dari proses belajar. Semua orang juga mulai dari nol, kok.
Nggak apa-apa kalau sempat salah pas baru mulai. Jangan terlalu stres. Banyakin nanya, berani bilang ‘nggak’ kalau capek, dan ingat—kuliah tetap nomor satu.”
— Priyanka Lakshmi, Mahasiswa UNSW jurusan Commerce
“Sebelum daftar kerja, menurutku penting banget tahu dulu kemampuan kita buat ngerjain tugas kuliah. Di semester pertama, mending fokus dulu ke belajar deh, soalnya beda banget cara belajar di sini sama di Indonesia... Kuliah tetap prioritas utama, apalagi kalau kamu kuliah pakai beasiswa.
Semangat ya, teman-teman!”
— Mahasiswa UNSW jurusan Property & Development
Sumber:
https://www.education.gov.au/international-education/support-international-students/rights-international-students-work
https://www.studyaustralia.gov.au/en/work-in-australia
https://en.tempo.co/read/2002394/international-labor-day-honoring-the-struggle-of-workers-around-the-world
Ditulis oleh Directorate of Community Welfare (6/10/2025)