Astrid Paramita Alumni PPIA Australia Founder Foodcycle Indonesia
Written by Directorate of Public Relation and Alumni Network (7/23/2025)
“Gagallah sebanyak mungkin selagi masih muda”
Astrid Paramita, alumni PPIA Australia, saat ini menjalankan beberapa bisnis, termasuk Indopromosi, pemasok produk promosi yang menyasar pasar Indonesia, dan Kiss Promotions, pemasok barang promosi butik yang berbasis di pasar Australia. Selain usaha bisnisnya, Astrid dan suaminya juga mendirikan Foodcycle Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengurangi sampah makanan di Indonesia. Ide untuk Foodcycle pertama kali dicetuskan pada tahun 2017. Terinspirasi oleh perbedaan mencolok antara Indonesia dan Australia dalam hal standar hidup, kesenjangan sosial, dan pengelolaan makanan, Astrid merasa terdorong untuk memberikan kontribusi sosial yang berarti bagi Indonesia, khususnya di bidang pengurangan sampah makanan. Astrid melanjutkan pendidikannya di bidang Teknologi Pangan di Universitas RMIT dan terus tinggal di Melbourne hingga usia 30-an. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia terjun ke dunia bisnis bersama suaminya, mengelola Indopromosi dan Kiss Promotions.
Menjadi seorang wirausahawan dan menjalankan proyek bukanlah sesuatu yang awalnya ia bayangkan saat kuliah. Namun, Astrid melihat bahwa membangun bisnis dan proyek sebagai bagian dari perjalanan panjang dalam hidup—yang menekankan pentingnya pembelajaran seumur hidup. Ia mengakui bahwa ia masih dalam proses belajar dan percaya bahwa tidak ada yang namanya kesuksesan instan. Astrid juga menekankan bahwa meskipun teknologi memainkan peran penting dalam dunia saat ini, mahasiswa harus menggunakannya dengan bijak dan tidak terlalu bergantung padanya. Teknologi, menurutnya, harus menjadi alat yang mendukung individu dalam menavigasi keberhasilan dan kegagalan mereka dalam hidup.
Selama masa kuliahnya di RMIT, Astrid menyoroti beberapa keuntungan belajar di luar negeri: memperoleh pengalaman yang beragam, hidup lebih mandiri, dan memiliki kesempatan untuk berjejaring dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Ia percaya bahwa tahun-tahun kuliah adalah waktu untuk menghadapi tantangan dan menerima kegagalan. “Kegagalan membuat Anda lebih cerdas,” katanya—poin penting yang menggarisbawahi bagaimana kemunduran dapat mengarah pada refleksi diri dan solusi konkret untuk masalah. Astrid mendorong para siswa untuk menemukan tujuan hidup dan cita-cita mereka sedini mungkin, tanpa selalu bergantung pada standar atau harapan masyarakat.
Astrid juga berbagi pengalamannya dalam mendapatkan magang dan pekerjaan selama masa kuliahnya, mulai dari bekerja sebagai pelayan hingga mendapatkan kesempatan penelitian di industri teknologi pangan. Ia menekankan bahwa mendapatkan kesempatan ini tidak hanya didasarkan pada akademis tetapi juga pada bagaimana siswa mengembangkan keterampilan nonteknis dan mengumpulkan pengalaman praktis melalui pekerjaan paruh waktu atau keterlibatan dalam organisasi.
Di akhir sesi, Astrid memberikan beberapa nasihat penting: mahasiswa harus bekerja keras, mencari pengalaman berharga untuk membangun karier, dan melangkah keluar dari zona nyama untuk mendorong pertumbuhan pribadi. Ia juga menekankan pentingnya perencanaan karier yang baik, sehingga siswa dapat lebih memahami pendekatan dan strategi apa yang akan membantu mereka mencapai tujuan mereka di masa depan.