Presiden PPIA bersama Pembicara dalam KIPI 10th
Written by Directorate of Media and Communication (7/12/2025)
Melbourne (12/07/2025) – Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA), Wildan Ali, mengajak pelajar Indonesia di Australia dan seluruh pemangku kepentingan untuk tidak berhenti pada wacana dan narasi, tetapi juga terlibat aktif dalam komitmen advokasi. Hal ini ia sampaikan dalam pembukaan Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) ke-10 yang resmi dibuka pada Sabtu (12/07/2025) di Sidney Myer, University of Melbourne, Australia.
“Kita tidak bisa dengan nurani yang jernih membicarakan kemitraan dan pertumbuhan tanpa menyinggung isu-isu mendesak yang secara langsung memengaruhi komunitas kita. Dengan berat hati, saya harus mengangkat persoalan yang dialami oleh rekan-rekan mahasiswa Indonesia dari Papua,” ujar Wildan (12/07/2025).
Ia melanjutkan bahwa persoalan yang tengah dihadapi oleh sesama mahasiswa dan rakyat Indonesia membutuhkan lebih banyak bantuan dan kepedulian. Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengajak para peserta konferensi untuk memandang isu ini dari perspektif kemanusiaan.
“Ini bukan sekadar isu administratif; ini adalah persoalan kemanusiaan. Hal ini memengaruhi kesejahteraan mereka, kesehatan mental mereka, dan kemampuan mereka untuk fokus pada studi—yang merupakan alasan utama mereka berada di sini. Mereka adalah bagian yang tak terpisahkan dari komunitas kita dan bagian penting dari masa depan Indonesia,” jelas Wildan.
Selain itu, Wildan juga menyuarakan keprihatinannya terhadap persoalan sistemik lain yang membayangi mahasiswa Indonesia di Australia, yakni mengenai penyetaraan ijazah.
“Banyak dari kita akan lulus dengan gelar sarjana tiga tahun, yang merupakan standar keunggulan di Australia. Namun di tanah air kita sendiri, kualifikasi ini sering kali hanya diakui setara dengan diploma D3. Ini adalah ketimpangan yang serius. Hal ini menghambat kontribusi kita secara maksimal dan menghalangi ‘brain gain’ yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia,” ucapnya.
Menutup sambutannya, Wildan mengajak seluruh peserta konferensi untuk berperan sesuai kapasitas masing-masing dan memberikan kontribusi terbaik bagi Indonesia.
“Kita adalah arsitek dan insinyur dari jembatan yang menghubungkan kedua negara kita. Mari kita bangun jembatan ini dengan kokoh, luas, dan terbuka bagi semua. Mari kita pastikan ini menjadi jembatan menuju masa depan yang inklusif, sejahtera, dan benar-benar berkelanjutan,” tutup Wildan.
KIPI 10th merupakan konferensi pelajar yang menghadirkan lebih dari 20 pembicara dari akademisi dan professional, 50 penyaji, dan ratusan partisipan lain yang bergabung baik secara daring maupun luring. Mengangkat tema “Advancing Indonesia–Australia Partnerships: Driving Collaboration, Innovation, and Advocacy for Sustainable Growth”, KIPI 10th turut mendiskusikan enam bahasan strategis: Strong Institutions, Security, Laws & International Relations; Climate Resilience, Sustainability, Environment & Energy; Economic Transformation, Business & Policy; Health, (Bio)Medicine & Wellbeing; Language, Education, Art, Design & Culture; dan Emerging Tech, Engineering & Digital Innovation.